Senin, 03 September 2012

Luasnya Kemurahan Allah SWT

Allah SWT berfirman:
"Yang mengampuni dosa lagi menerima tobat lagi keras hukumNya, Yang mempunyai karunia. Tiada tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya kembali (segala mahkluk)." [QS 40:3]
Allah SWT mengiringi itu dengan penegasan bahwa Dia sangat keras siksaNya agar manusia tidak melakukan kesalahan dengan menyia-nyiakan rahmat dan pengampunanNya sehingga tersesat dalam kenistaan,

Allah SWT menganjurkan semua kaum beriman untuk segera bertobat dari dosa yang dilakukan, Karena itu, Jibris AS turun membawa firmanNya kepada Rasulullah SAW yang ditujukan kepada seluruh hambaNya:
"Katakanlah, "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, Dialah Yang Maha Mengampun lagi Maha Penyayang. Kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi." [QS 39"53-54]
Tauban, pembantu Rasulullah SAW mengatakan bahwa setelah Jibril mewahyukan ayat ini, Nabi SAW terlihat sangat bergembira. Sebab, wahyu tersebut berisi rahmat kepada kaum muslimin. Beliau bersabda: "Aku lebih menyukai ayat ini daripada mempunyai dunia dan seisinya. Demikian pula, Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib berkomentar tentang ayat ini: "Tiada 1 ayat pun dalam Al Quran yang lebih luas cakupannya dari ayat ini."

Menurut sebagian kalangan, ayat ini turun berkaitan dengan wahsyi, mantan budak Hindun binti Utbah yang membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Muhammad SAW) dalam perang Uhud yang kemudian membelah perutnya dan mencabut hatinya untuk diserahkan kepada majikannya. Setelah memeluk Islam, ia masih diliputi rasa cemas jangan-jangan tobatnya tak diterima. Ketika ayat ini turun, hatinya terasa tentram. Namun demikian, Rasulullah SAW menegaskan bahwa ayat tersebut dialamatkan kepada seluruh kaum muslimin.

Sebagian ulama menegaskan bahwa ayat ini tiada hubungannya dengan keislaman Wahsyi. Ayat ini turun saat Rasulullah SAW berada di Mekkah, sedangkan Wahsyi baru memeluk Islam beberapa tahun setelah turunnya ayat tersebut.

Allah Tuhan Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang berfirman mengenai hak-hak hambaNya yang patuh, bertobat, giat beribadah dan beriman dengan ketuhanan dan keagunganNya:
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain berserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Siapa yang melakukan demikian itu, niscaya ia mendapat (pembalasan) dosanya. (Yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan ia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan beramal shaleh. Maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikann. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang yang bertobat dan mengerjakan amal shaleh, maka sesungguhnya ia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya." [QS 25:67-71]
Ibnu Abbas, Mujahid dan As Suddi menafsirkan, Allah SWT menghapuskan kesalahan hamba yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir. Kejahatan mereka kan diganti dengan kebajikan. Tafsiran ini didasarkan kepada hadis yang diriwayatkan Abu Dzar Al Ghifari. Hadis ini disebutkan dalam kitab Shahih Muslim. Rasulullah SAW bersabda: "Aku melihat orang yang paling akhir masuk surga dan ahli neraka yang paling akhir keluar dari neraka. Seseorang dihadapkan kepada Allah SWT pada hari Kiamat, lalu Allah SWT berkata kepada malaikat, "Pelihatkanlah kepada dosa-dosanya yang kecil dan hapuskanlah dosa-dosanya yang besar." Maka diperlihatkanlah kepadanya dosa-dosanya yang kecil. Kemudian dikatakan kepadanya, "Engkau melakukan pada hari itu demikian; dan melakukan pada hari itu demikian, demikian dan demikian; dan melakukan pada hari yang lain demikian, demikan dan demikian?" Orang itu menjawab "Benar." Ia tak dapat mengelak. Sementara itu, ia takut jika dosa besarnya diperlihatkan kepadanya. Lalu dikatakan kepadanya, "Ketahuilah, kejahatanmu ditukar dengan kebajikan." Orang itu berkata, "Wahai Tuhan hamba, hamba melakukan banyak hal yang tidak hamba lihat disini."" Abu Dzar RA berkata, "Setelah mengakhiri sabdanya, Rasulullah SAW tertawa sehingga tampak gigi gerahamnya."

Itulah kemurahan Allah SWT. Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Inilah yang menyebabkan hamba yang beriman mencintai Allah SWT dan RasulNya. Cinta yang melibatkan seluruh jiwa raganya, melebihi kecintaannya terhadap putra-putrinya dan keluarga terdekatnya. Inilah keimanan sejati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gunakanlah Bahasa yang Santun