Rabu, 03 Oktober 2012

Cinta dan Penghormatan Wanita dalam Islam


Ketika berbicara tentang cinta, maka yang dimaksud adalah cinta yang diterima masyarakat. Penerimaan masyarakat hanya mungkin terjadi jika hubungan percintaan tersebut mengarah kepada pernikahan. Dalam setiap masyarakat, pernikahan dianggap sebagai hubungan percintaan yang absah, diridhai Allah dan direstui banyak orang.
 
Dalam upaya memahami hakikat pernikahan, akan dihadapi sejumlah persoalan yang cukup pelik. Sebelum membahas semuanya, lebih dulu akan dibahas soal keharusan saling menghormati antara pria dan wanita. Karena cinta sejati yang seharusnya menjadi landasan pernikahan harus dibangun di atas pilar saling menghormai dan menghargai. Akan tetapi, kata penghormatan acap kali dipahami secara keliru oleh sebagian kalangan dan kaitannya dengan hubungan saling mencintai antara suami istri. Perlu dicatat bahwa masalah lamaran dan pertunangan erat kaitannya dengan persoalan yang disinggung dalam pembahasan ini.
 
Harus dicamkan bahwa pernghormatan suami terhadap istri sama sekali tak mengurangi kehormatan dan kewibawaannnya. Hal ini juga sama sekali tidak terkait seperti yang disinyalir Al Quran bahwa pria adalah iman wanita. Di sisi lain, hendaknya seorang istri bekerja secara teratur dan terarah demi mewujudkan kebahagiaan bagi semua. Inilah realitas kehidupan yang harus diarungi. Ibarat tubuh, manusia memiliki 2 lengan. Lengan yang kanan biasanya lebih kuat daripada yang kiri (atau sebaliknya). Perbedaan seperti ini tak membahayakan tubuh manusia dan tak menghalangi kedua lengan untuk saling bekerjasama.
 
Dalam kehidupan keluarga, tiada pemimpin mutlak. Ketika suami bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kehidupan keluarga, maka seorang istri bertindak sebagai pelaksana dalam istana rumah tangga, seperti mengatur rumah dan menghidangkan makanan,
 
Seorang istri juga memiliki tugas suci yang dapat mengangkat harkatnya, yang tak dimiliki lelaki, yakni sebagai ibu. Suami wajib menghormati dan memperlakukan istrinya dengan baik. Karena, menghormati istri berarti pula menghormati diri sendiri. Setiap istri memiliki nama baik suaminya. Oleh karena itu, ia harus memelihara kehormatan dan martabat seorang suami. Ia juga harus mengatur distribusi belanja yang lazim dipenuhi suami. Istri yang merasa mendapat penghormatan suaminya akan semakin mencintai dan mengangkat citranya di depan khalayak. Ia juga berusaha untuk menghindari sikap boros yang tak disukai suaminya. Dengan demikian, beragam masalah yang sering mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi keutuhan rumah tangga dapat dihindari. Hukum  Islam mengangkat citra dan kedudukan wanita dalam masyarakat ke tingkat yang menjadikannya dihormati dan disegani lelaki muslim yang mengenal hakikat dan esensi Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gunakanlah Bahasa yang Santun